Karimun – Rencana Pemerintah Kabupaten Karimun untuk memindahkan pelabuhan bongkar muat Taman Bunga ke Parit Rempak, Kecamatan Meral sepertinya menemui jalan buntu setelah tidak ada itikad baik dari Pelindo untuk merealisasikannya.
“Pelindo khan tidak mau pindah karena mereka masih mengangap pelabuhan bongkar muat Taman Bunga masih layak dan juga mereka beralasan pelabuhan Parit Rempat tidak standar disamping itu mereka mengaku tidak punya anggaran membangun disana (Parit Rempak),” ujar Bupati Karimun DR H Aunur Rafiq di rumah dinas Bupati Karimun, Minggu (12/1)
Rafiq menjelaskan usulan dari Pemkab Karimun untuk memindahkan aktifits bongkar muat yang sudah lama diusulkan sejak tahun 2016 lalu karena dinilai sudah sangat tidak layak dan sempit sampai memasuki tahun 2020 ini tidak mendapat persetujuan dari pihak PT Pelindo.
“Ya kita selaku Pemerintah Daerah sudah berupaya dan memohon kepada PT Pelindo bahkan terakhir kita sudah temui langsung Dirut PT Pelindo I di Medan. Terutama, usulan proses pemindahan pelabuhan bongkar muat Taman Bunga ke pelabuhan Parit Rempak namun sampai sekarang tidak ada jawaban positif ke kami,” sesal Rafiq.
Rafiq menjelaskan, Pemkab Karimun bersama Badan Usaha Pelabuhan (BUP) dan Dinas Perhubungan telah melakukan berbagai upaya dan pendekatan dengan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) serta PT Pelindo I, sebagai pihak yang berwenang dalam pengelolaan pelabuhan untuk memindahkan pelabuhan bongkar muat di Taman Bunga.
” Kita juga sudah menyurati Kementerian Perhubungan terkait masalah perizinan, sehingga Parit Rempak beroperasi sesuai aturan. Namun kita terus berupaya agar pemindahan bongkar muat ini secepatnya terlaksana namun hasilnya mengecewakan. Biar masyarakat yang menilai niat baek dari Pemda Karimun ini ,” kata Rafiq.
Rafiq menyampaikan Pemkab Karimun sangat berharap pelabuhan bongkat muat barang di Taman Bunga bisa hendaknya segera dipindahkan ke pelabuhan Parit Rampak yang dianggap layak dan termasuk juga menyiapkan sarana dan prasana di pelabuhan Parit Rempak sudah disempurnakan, sehingga kini kapasitas dermaga pelabuhan mampu melayani kapal dengan bobot 1.000 GT ke atas.
“Itu sudah kita lakukan. Tapi yang menjadi kendalaadalah Pelindo belum bersedia dengan alasan teknis dan masalah tak punya anggaran. Ini tentunya sangat disayangkan,” ucap Rafiq.
Menurut anggota DPRD Karimun Sri Rezeki , juga menyampaikan kekecewaan terhadap Pelindo dan mendukung penuh langkah Pemkab Karimun untuk segera memindahkan pelabuhan bongka muat di Taman Bunga.
“Pemindahan pelabuhan bongkar buat Taman Bunga adalah skala prioritas . Pelindo mestinya memahami itu dan mendukung langkah dan kebijakan strategis daerah dari Bupati Karimun. Jangah hanya sekedar cari untung dan cari makan di Karimun ini,” tegas Sri Rezeki
Seperti diketahui, sejak Karimun berdiri sekitar 16 tahun lalu hingga kini, aktivitas bongkar dan muat barang tetap dilakukan di pelabuhan Taman Bunga, tak jauh dari rumah dinas Bupati Karimun.
Meski secara posisi, pelabuhan Taman Bunga itu lebih dekat ke pusat kota. Namun saat ini pelabuhan tersebut sudah semakin sempit karena pembangunan di sekitarnya.
Pada sisi kanannya berdiri kokoh pelabuhan domestik dan internasional Karimun serta jejeran pertokoan dan hotel. Hal hampir serupa juga terlihat di sisi kiri yang berdiri megah tempat hiburan dan kawasan terpadu Coastal Area.
Dari sisi estetika, keberadaan pelabuhan itu juga mulai dinilai kurang elok mengingat kediaman dinas Bupati Karimun berdiri megah dan asri. Lalu lalang kendaraan berat juga dianggap kurang aman dan nyaman.
Apalagi keberadaan pelabuhan Parit Rempak awalnya juga direncanakan sebagai kawasan pelabuhan terpadu di kawasan Free Trade Zone (FTZ) Karimun. Pelabuhan itu memiliki fasilitas pelabuhan RoRo, pelabuhan bongar-muat dan fasilitas pergudangan. (hhp)