Program 100 Hari Kerja ‘Bupati SURAU’, DISDIKBUD Pd Pariaman Tinjau PAUD NURUL ILMI

PADANG PARIAMAN (U&A.com) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (DISDIKBUD) Kabupaten Padang Pariaman melakukan kunjungan ke sekolah PAUD NURUL ILMI, Rimbo Dadok-Toboh Luar Parit, Koto Tinggi, Kecamatan VI Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat, Rabu (3/3/2021).

Kunjungan ke sekolah-sekolah dilakukan untuk melihat dari dekat kondisi sekolah yang ada di Kecamatan Enam Lingkung dalam rangka menjalankan program 100 hari kerja Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur yang dikenal sebagai ‘Bupati SURAU’ ini .

“Kita turun dalam rangka penanganan Covid 19 dimana Padang Pariaman masuk dalam Zona Kuning mendekati Hijau dan sekolah-sekolah sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka sehingga kita menyecek kesiapkan sekolah dalam menyediakan alat penanganan kesehatan standar covid seperti WC yang bersih, ketersediaan air mengalir, sabun cuci tangan, Hend Sanitizer dan alat deteksi Suhu, disamping melaksanakan tugas pokok penilik selaku penganyom pendidikan Anak Usia Dini yang berbasiskan pedoman 8 Standar dan kurikulum 13,” ujar Refliwati S.Pd selaku penilik KB di Kecamatan Enam Lingkung.

Ia menjelaskan, turun ke sekolah Dhuafa Nurul Ilmi Rimbo Dadok setelah sebelumnya mengadakan kunjungan ke lima sekolah lainnya.

“Hasil dari verifikasi saya secara umum cukup menggembirakan dimana kondisi Sekolah Dhuafa Nurul Ilmi Rimbo Dadok meski sekolahnya gratis tetapi cara pengelolaannya cukup profesional sarana dan prasarananya sangat mewah untuk katagori daerah pedalaman,” jelas Refliwati.

Pada kesempatan itu, Ia menyarankan kepada pengelola PAUD Nurul Ilmu beberapa masukan diantaranya agar papan poster Visi Misi maupun struktur Organisasi yang ada diruang kelas dipindahkan ke kantor agar memudahkan tamu untuk melihatnya

” Sebab kalau diruang belajar akan mengganggu kensentrasi proses anak dalam belajar dan kemungkinan terjadinya pemindahan virus dari pihak ketiga kepada anak anak akan menjadi siknifikan,” saran Refliwati

Ia juga menyampaikan mengenai pembelajaran muatan budaya lokal dan ABS-SBK masih berjalan secara individual karena setelah diusulkan untuk sarana penunjangnya ternyata tidak ada anggaran.

“Kita semua sangat berharap agar ini menjadi perhatian pihak DISDIKBUD, memperhatikan sarana penilik agar mereka diberikan kenderaan untuk mengunjungi lokasi sekolah yang berada di pelosok,” harap Refliwati.

Sementara Binjai Chaniago, pengelola PAUD NURUL ILMI, sangat berharap agar diera kepemimpinan Bupati Padang Pariaman yang baru dilantik Suhatri Bur-Rahmang bisa merealisasi pemenuhan pembelajaran muatan lokal yang oleh kementerian pendidikan RI sangat diutamakan.

Ia menyebut DISDIKBUD Pd Pariaman dan DPRD menganggarkan dana khusus untuk sarana alat kebudayaan sebab sekolah Dhuafa Nurul Ilmi meminta bantuan ke Dinas Pariwisata untuk bantuan alat tradisional maka selalu diarahkan ke DISDIKBUD karena sekolah bukan lembaga ormas seperti sanggar, sementara juknis bantuan untuk sekolah hanya bisa satu item yaitu APE atau BOP.

“Kalau minta APE maka tidak dapat BOP, ini kan rancu, bagaimana sekolah akan mengembangkan muatan lokalnya sedangkan PAUD TK itu merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting karena merupakan awal pembentukan identitas diri,” ujar Binjaichan yang didampingi Khairul Koto salah seorang dubalang Khalipah Syekh Burhanuddin XV dalam menjaga ABS- SBK di Minangkabau. (bj)

Sebarkan

Related posts

Sports Betting Chances Today & Gambling Lines”

Kejari Karimun Musnahkan Sejumlah Barang Bukti Kejahatan, Pastikan Tidak Ada yang Disisihkan

Dokumen Kesehatan 500 Ekor Sapi dari NTT Dinyatakan Lengkap