KARIMUN (U&A.com) – Warga di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, mengeluhkan langka dan mahalnya harga tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram di pangkalan hingga pengecer dua pekan menjelang masuk nya bulan suci Ramadhan 2021.
Kalaupun ada, harganya bisa melebihi dari harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah untuk Pulau Karimun yaitu Rp 25.000.
Harga tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram di pangkalan saat ini dijual dengan harga Rp 25.000. Sementara, harga di tingkat pengecer dijual dengan harga Rp 25.000 bahkan mencapai Rp 30.000.
Kelangkaan gas 3 kilogram hampir merata terjadi di Pulau Karimun dan sekitarnya. Kelangkaan yang sudah terjadi sepekan terakhir ini membuat masyarakat menjerit tidak bisa memasak.
Menurut Chandra, warga Teluk Air, Kecamatan Karimun, kelangkaan merata hingga di pangkalan resmi. Dalam dua minggu terakhir, warga semakin menjerit akibat kelangkaan elpiji ini.
“Kami kesulitan, di tingkat pengecer sampai agen gas kosong,” kata Chandra, kepada media online U&A.com, Kamis (1/4/2021).
Bob, warga Wonosari, Kecamatan Meral, menyebutkan, untuk mendapatkan satu tabung elpiji 3 kilogram, susah nya minta ampun
Ia sendiri sudah bolak-balik ke sejumlah pangkalan elpiji namun bukan perkara mudah membawa pulang satu tabung elpiji ke rumah.
“Saya sudah datangi beberapa sejumlah pangkalan tapi kosong. Begitu dapat hanya satu yang bisa dibeli. Itu pun harus dengan susah payah,” jelas Bob.
Sejumlah warga ada yang mencari tabung ke wilayah kecamatan lain. Sebelumnya diakui Bob, rata-rata warga berkeliling kampung bahkan sampai ke keecamatan lain, namun tidak jarang menemukam warung maupun agen yang menjual gas.
“Semua habis, kami pun mencari sampai ke mana-mana, sama, habis juga,” katanya.
Kelangkaan ini juga dikeluhkan pemilik warung bernama Ena warga Pelipit. “Kasihan ibu-ibu, jauh-jauh mana sambil nenteng gas kosong nggak tahunya pada habis,” ungkap Ena.
Tak hanya di Kecamatan Karimun dan Tebing, kelangkaan gas 3 kg juga dilaporkan terjadi di beberapa wilayah Kecamatan Meral dan Meral Barat
Jika pun ada, harganya melebihi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan yakni dari Rp 25.000 menjadi Rp 27.000-Rp 30.000.
“Kemarin terpaksa beli juga tetapi dengan harganya Rp 27.000,” kata Santi warga Kolong, Kelurahan Sei Lakam, Kecamatan Karimun.
Sementara itu, salah satu pedagang bakso, Tio turut merasakan kelangkaan gas elpiji. Dengan adanya hal ini, maka dia harus mencari agen gas di tempat lain.
“Gas elpiji langka. Susah nyarinya sudah sekitar seminggu yang lalu. Jadi musti nyari ke tempat lain,” kata Tio.
Meski begitu, Tio mengaku kelangkaan ini tidak menimbulkan kerugian terhadap usahanya. “Tidak alami kerugian, cuma menghambat saja kan kita jadi kesulitan,” pungkas dia.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan ESDM Pemkab Karimun, Muhammad Yosli, menjelaskan, pasokan elpiji ke wilayah Pulau Karimun, berdasarkan data, sebetulnya tidak langka.
Hanya saja disamping terkendala masalah teknis pendistribusian pengangkutan dari 5 agen di Pertamina Tj Uban, distribusinya juga tidak tepat sasaran. Pasalnya, masih banyak orang menggunakan tabung elpiji 3 kg yang merupakan hak warga kurang mampu.
Yosli mencontohkan, PNS yang pendapatannya di atas Rp 1,5 juta masih banyak yang menggunakan elpiji 3 kg. Hal ini menyebabkan distribusi elpiji untuk warga kurang mampu selalu jadi masalah.
“Belum lagi dari pengecekan kita dilapangan rumah makan juga banyak menggunakan gas elpiji 3 kilo bahkan yang lebih miris lagi kapal-kapal kurau banyak juga yang pake gas 3 kilo, Ini khan sudah sangat tidak sesuai peruntukkan lagi,” sesal Yosli.
Yosli juga menyampaikan pihaknya juga sedang bekerja dan mengumpulkan bukti di lapangan terkait persoalan kelangkaan gas elpiji 3 kilo ini dilapangan.
“Termasuk juga 5 agen penyalur gas elpiji di Kabupaten Karimun saat ini yang sudah kita ingatkan bahkan sampai ke tingkat pangkalan untuk tidak bertindak macam-macam dan tidak sesuai aturan main,” tegas Yosli
Yosli menyebutkan ada 5 agen gas elpiji 3 kilo di Kabupaten Karimun saat ini yakni PT Petromas Jaya Abadi, PT Cipta Nusa Indonnesia, PT Prima Jaya Sukses, PT (untuk Pulau Karimun) Lestari Cipta Prima Sakti dan Bintang Abadi Sejahtera (untuk Pulau Kundur dan pulau sekitarnya).
Warga Karimun terutama warga kurang mampu, yang menjadi pengguna elpiji subsidi, mengeluhkan sulitnya mendapatkan tabung gas. Kalau pun ada di pangkalan, hanya dalam waktu sekejap habis diserbu oleh warga.
Warga juga menyayangkan lemahnya mekanisme kontrol pemerintah dalam mengawasi distribusi elpiji 3 kilogram di pasaran. Hingga menyebabkan barang subsidi tersebut tidak tepat sasaran. (hj)
Photo
Gas elpiji 3 kg untuk warga miskin tertulis di tabung gas. (Istimewa)