Johannesburg (U&A.com) – Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) melaporkan korban tewas akibat kerusuhan di Afsel terus bertambah. Kerusuhan telah merenggut 337 nyawa, melonjak dari 276 kematian yang diumumkan pada hari sebelumnya.
“Polisi Afrika Selatan telah merevisi jumlah kematian di Gauteng (provinsi) menjadi 79 dan KwaZulu-Natal menjadi 258 terkait kerusuhan itu,” kata Khumbudzo Ntshavheni, seorang menteri di kantor presiden, seperti dilansir AFP, Kamis (22/7). Dia mengatakan bahwa beberapa kematian terbaru adalah orang-orang yang meninggal karena sejumlah luka yang diderita selama kerusuhan.
Baca Juga : Rafiq Pastikan Kebutuhan Oksigen Medis Aman
Penjarahan dan pembakaran bisnis yang meluas terjadi awal bulan ini. Kerusuhan terjadi sehari setelah mantan Presiden Jacob Zuma mulai menjalani hukuman penjara 15 bulan karena mengabaikan penyelidikan korupsi.
Kekerasan meningkat menjadi kerusuhan terburuk sejak berakhirnya apartheid. Peristiwa itu mendukung Presiden Cyril Ramaphosa melabelinya sebagai upaya ‘pemberontakan’.
Hingga kini, kerusuhan itu telah menyebabkan kerusakan senilai 3,4 miliar Dollar. Kekerasan meluas di provinsi asal Zuma, KwaZulu-Natal dan Gauteng, dua provinsi terpadat yang sama-sama menyumbang setengah dari pengeluaran ekonomi Afrika Selatan.
Zuma pada hari Kamis diizinkan untuk meninggalkan penjara sebentar di kota tenggara Estcourt untuk menghadiri pemakaman saudaranya Michael, yang meninggal karena sakit beberapa hari setelah mantan presiden itu dipenjara.
Kekerasan telah mereda, dan enam orang termasuk seorang DJ radio sejauh ini telah ditangkap dengan tuduhan menghasut untuk melakukan kekerasan publik. Beberapa ribu orang lagi ditahan karena penjarahan dan pembakaran. (dtc)