Stok BBM Langka di Karimun, Ini Penjelasan Perumda Bumi Berazam Jaya

Inilah SPBU di Jalan Poros Karimun yang sejak beberapa hari terakhir mengalami kelangkaan BBM

KARIMUN (U&A.com) – Sejak beberapa hari terakhir masyarakat di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau mengalami alami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini membuat masyarakat kelimpungan mencari SPBU yang masih memiliki stok BBM.

Tiga SPBU yang ada di Pulau Karimun yakni SPBU Poros yang berada di Kelurahan Harjosari, Kecamatan Tebing, SPBU Sei Raya yang berada di Kecamatan Meral dan SPBU Coastal Area yang berada di Ranggam Kecamatan Tebing, dan sejumlah daerah lainnya di Karimun mengeluh kekurangan stok BBM jenis Pertalite.

Direktur Utama Perumda Bumi Berazam Jaya Devanan Syam selaku pengelola SPBU Poros mengungkapkan, kekurangan pasokan BBM di sejumlah SPBU tersebut karena persoalan teknis yang sudah sering terjadi.

“Adanya keterlambatan pendistribusian BBM jenis Pertalite dari terminal BBM Tanjunguban Bintan milik Pertamina ke Kabupaten Karimun. Penyebabnya karena kerusakan pada kapal transporter, antrean panjang di Terminal BBM Tanjunguban dan kondisi cuaca buruk, tapi sekarang sudah aman,” kata Devanan Syam saat ditemui, Rabu (19/1/2022).

Dia menjelaskan, untuk mengatasi persoalan ini, pihaknya telah mengambil langkah dengan mengganti kapal transporter yang rusak dengan kapal lain sehingga masalah bisa teratasi.

“Kapal pengganti untuk mendistribusikan BBM Pertalite ke Karimun diprediksi akan tiba pada Rabu (19/1/2022) ini. “Kemungkinan kapal tiba hari ini atau besok, setibanya kapal itu nantinya langsung kita distribusikan ke masyarakat. Mudah-mudahan kondisi ini segera kembali normal,” ucap Devanan.

Dia juga menampik bahwa kondisi yang terjadi saat ini disebut kelangkaan BBM. Namun, stok BBM justru ada, hanya distribusinya saja yang terlambat.

“Kami ingin meluruskan ke masyarakat tentang isu yang berkembang terutama di media sosial menyebut keterlambatan tersebut adalah tindakan yang disengaja, keterlambatan ini terjadi karena masalah teknis yang tidak kita inginkan,” katanya.

Devanan juga meluruskan isu-isu yang menyebut keterlambatan pendistribusian BBM Pertalite ini terjadi bukan dikarenakan pihaknya tidak memiliki anggaran untuk pembelian minyak.

“Jadi kami minta masyarakat jangan salah menilai dan mendengarkan isu- isu yang tidak jelas. Kami memiliki uang untuk pembelian minyak, namun ada kendala- kendala di lapangan yang diluar kontrol kami,” katanya.

Devanan menyebut, keterlambatan BBM Pertalite itu membuat pihaknya mengalami kerugian omset yang cukup besar. “Dalam sehari omset kotor SPBU Poros bisa mencapai Rp. 200 juta, jadi apabila kosong tentu kita rugi. Sementara kita tetap harus membayar karyawan meski tidak melakukan pengisian ke masyarakat akibat kekosongan tadi,” kata Devanan.

Dia juga mengimbau agar masyarakat membeli BBM sesuai kebutuhan dan tidak perlu membeli BBM secara berlebihan. (hj)

Sebarkan

Related posts

Kejari Karimun Musnahkan Sejumlah Barang Bukti Kejahatan, Pastikan Tidak Ada yang Disisihkan

Dokumen Kesehatan 500 Ekor Sapi dari NTT Dinyatakan Lengkap

Nihil, Razia Narkoba di Satria Executive Club Karimun