KARIMUN (U&A.com) – AN (16 tahun) siswi kelas 1 dari SMKN 1 Karimun warga Kampung Baru Sei Ayam Tebing Kelurahan Tebing Kecamatan Tebing diduga telah menjadi korban pencabulan dan pelecehan seksual oleh Ag (pembina Pramuka), oknum honorer SMKN 1 Karimun.
Doni Naser, paman dari korban AN mengatakan kasus pencabulan dan pelecehan seksual itu terungkap setelah AN yang mengalami trauma tidak kuat menahan tangis dan kesedihan sehari setelah kejadian.
AN kemudian melaporkan dan menceritakan kejadian yang dialami dan menimpanya itu kepada sang ibu pada hari Minggu Minggu tanggal 6 Februari 2022. Setelah mengetahui anaknya menjadi korban, lalu sang ibu melaporkannya kepada keluarga besarnya
“AN tiba-tiba meminta pindah sekolah kepada nenek dan ibunya. Tetapi ketika ditanya dan didesak kenapa apa alasan ingin pindah sekolah, barulah sambil menangis dia menceritakan kejadian yang dialaminya,” Doni Naser, Jumat (12/2/2022) ditemui di kedai kopi pasar Puakang Karimun.
Setelah mendengar semua cerita kronologis dan penjelasan dari AN termasuk dari teman-teman An di sekolah, pihak keluarga akhirnya mendatangi pihak sekolah pada pada Senin 7 Februari 2022.
Doni Naser, menyampaikan saat ini kondisi AN mengalami trauma yang cukup mendalam. “Sebagai paman saya tak tahan melihat kepedihan yang dirasakannya. Tak tahan saya lihat kepedihannya, begitu juga ibu dan neneknya nangis. AN sempat sakit dan sudah kita bawa berobat ke dokter Sulaiman di Bukit Senang dan saat ini dia hanya di rumah saja,” ucap Doni.
Trauma Berat
Berdasarkan cerita Doni, korban AN mengalami trauma berat, hingga tetap minta dipindahkan ke sekolah lain dan tidak mau tetap sekolah di SMKN 1 Karimun. “Dia tetap ingin pindah sekolah. Sepertinya menimbulkan trauma yang cukup mendalam baginya,” kata Doni.
Seperti diberitakan, Dunia pendidikan Karimun tercoreng akibat ulah dari Ag (pembina Pramuka), oknum honorer SMKN 1 Karimun yang diduga telah melakukan perbuatan cabul dan pelecehan seksual terhadap AN (16 tahun) siswi dari SMKN 1 Karimun yang merupakan siswi berprestasi.
Doni Naser, paman dari korban AN mengatakan peristiwa pelecehan seksual yang menimpa keponakannya terjadi pada terjadi pada hari Sabtu tanggal 5 Februari 2022 di ruang serba guna SMKN 1 Karimun.
“Tindakan tidak senonoh dan pelecehan seks yang dilakukan Ag terhadap AN dilakukan dengan cara menarik tangan AN dan dipeluk dari belakang kemudian disandarkan ke dinding. Ag langsung membuka marker yang dikenakan AN dan langsung mencium dengan penuh nafsu,” kata Doni.
“Kemudian esoknya pada Senin 7 Februari 2022 saya berdama Dewi, ibu korban AN mendatangi pihak sekolah dan dimediasi oleh kepala sekolah dipertemukan dengan sdr Ag. Awalnya Ag berkelit dan mengelak tapi setelah ditanya berulang-ulang akhirnya Ag mengakui perbuatannya dan meminta maaf dan disepakati untuk diselesaikan secara kekeluargaan pada esok hari ,”ujar Doni.
Namun setelah itu, ironisnya pada hari Selasa 8 Februari, ketika hendak dimintai surat perjanjian perdamaian, sdr Ag menjadi keberatan dan seolah-olah mempersilahkan dan menantang pihak keluarga AN untuk mempersoalkan masalah ini ke jalur hukum.
“Hari ini juga kami pihak keluarga bersepakat untuk melaporkan kejadian dugaan tindakan pelecehan seksual yang dialami oleh anak kami ke Polsek Tebing dan laporan kami diterima untuk ditindaklanjuti. Dan sampai saat ini kami pihak keluarga menunggu hasil laporan kami,” ujar Doni.
Doni berharap pihak kepolisian bisa segera menuntaskan dan menyelesaikan kasus dugaan pelecehan seksual ini sampai tuntas dan selesai dan bisa terang benderang.
“Kami pihak keluarga menunggu penyelidikan dari pihak kepolisian dan berharap kasus ini bisa dituntaskan karena kami menduga tindakan pelecehan seksual ini bisa jadi tidak hanya menimpa anak kami. Bisa jadi juga terjadi pada siswa/i lainnya,” harap Doni.
Sementara Kapolres Karimun AKBP Tony Pantano SIK SH ketika dikonfirmasi membenarkan perihal ini dan pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan. “Masih dalam penyelidikan dan akan disampaikan perkembangannya,” jawab Tony Pantano via sms, Jumat (11/2/2022) siang.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Sugianto, ketika dikonfirmasi sudah mengatahui perihal ini dan saat ini pihak nya sedang melakukan koordinasi dan langkah-langkah dengan berbagai pihak terkait. “Pastinya ini akan koordinasi dengan pimpinan (Bupati). Mohon dukungan biar masalah ini bisa diselesaikan ,” ujar Sugianto. (hj)