KARIMUN (U&A.com) – Kepala Bandar Udara Sei Bati atau Bandar Udara Raja Haji Abdullah (RHA) Kabupaten Karimun Provinsi Kepri Fanani Zuhri S.SiT menyampaikan telah menyelesaikan pelaksaan penyusunan Dokumen Pengadaan Tanah (DPPT) program pelaksanaan pengembangan Bandar Udara RHF untuk tahun 2022 mendatang.
“Kami selaku Unit Penyenggara Bandar Udara Raja Haji Abdullah (UPBU), saat ini pelaksanaan penyusunan Dokumen Pengadaan Tanah (DPPT) sudah rampung sehingga dokumen ini akan segera dikirim kepada Gubernur Kepulauan Riau,” ujar Fanani Zuhri, Rabu (2/9/2021).
Ia menyebutkan hasil rapat koordinasi bersama Gubernur Kepri Ansar Ahmad bersama Gubernur Kepri di rumah dinas Bupati Karimun pada tanggal 10 Agustus 2021 kemaren, pembahasan program pelaksanaan pengembangan Bandar Udara RHF akan segera dilanjutkan pada tahun 2022 dan program kegiatan ini ditargetkan selesai pada akhir 2024.
“Dimana berdasarkan perkiraan penilaian untuk anggaran seluruh kegiatan, diperkirakan mencapai ±80 M dan informasi tersebut sudah disampaikan dan disetujui oleh Gubernur,” ujar Fanani.
Meski demikian, Unit Penyenggara Bandar Udara Raja Haji Abdullah (UPBU) telah menyiapkan DPPT dan masih terus berupaya mematangkan fase tersebut beserta dokumen perencanaan pengadaan tanah (DPPT)
‘Jadi setelah tahap perencanaan masih ada tiga tahap lainnya yang perlu dilalui sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Jadi kemudian masuk tahap persiapan setelah itu nanti ada tahap pelaksanaan dan terakhir ada yang namanya penyerahan hasil,” kata Fanani.
Untuk tahap persiapan sendiri, Fanani menuturkan akan ada tim yang dibentuk oleh Dinas Perhubungan selaku OPD yang membutuhkan lahan, persiapan itu dalam kegiatannya merupakan pendataan kembali yang dimana tim persiapan akan turun ke lapangan guna mensinkronisasikan keadaan lapangan dengan yang ada di dokumen.
Seperti disampaikan Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri Dr H Aunur Rafiq menyampaikan dibutuhkan hampir Rp 80 miliar untuk kegiatan pembebasan lahan pengembangan Bandar Udara Sei Bati atau Bandar Udara Raja Haji Abdullah (RHA), yang terletak di Desa Pamak, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, Indonesia yang ditargetkan rampung 2024 nanti.
“ Pengembangan bandara RHA tetap akan dilanjutkan di 2022 sampai target selesai di 2024. Salah satu point penting hasil pertemuan kami mendampingi bapak Gubenur Kepri menemui bapak Menteri Perhubungan, adalah 2022 kita diminta segera menyelesaikan soal pembebasan lahan,” ujar Aunur Rafiq di ruang kerjanya, Senin (30/8/2021).
Ia menjelaskan, dalam pertemuan menemui Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi di kantornya, Jakarta, Selasa (24/8/2021) lalu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyampaikan progres sementara terkait pengembangan bandara RHA.
“Untuk progres 2022 nanti, Pemprov Kepri bersama Pemkab Karimun akan meng anggarkan untuk pembebasan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah secara bertahap. Kalau ikut semuanya mau hampir Rp 80 milyar yang disiapkan untuk pembebasan setelah kita hitung,” ujar Aunur Rafiq.
Dijelaskannya, soal pembebasan lahan kalau secara aturan adalah tanggung jawab dari Provinsi Kepri namun karena kondisi saat ini, maka akan sharing dengan Pemkab Karimun
“Cuma saya sampaikan ke Pak Gubernur tak mungkin kita bebaskan secara keseluruhan. Yang penting dulu lah dibebaskan, maka di APBD murni 2022 nanti misal Provinsi Kepri meng anggarkan Rp 20 miliar kita juga anggarkan Rp 20 miliar. Akan kita lakukan bertahap sampai 2024 nanti,” jelas Aunur Rafiq.
Rafiq menjelaskan, Bandara Raja Haji Abdullah (RHA) Karimun saat ini mempunyai panjang runway 1400 x 30 meter, apron 73,5 Mx 40 M dan taxiway 75 Mx15 M, yang melayani penerbangan perintis.
“Terkait pengembangan RHA akan dilakukan perpanjangan runway hingga 2.200 x 45 meter agar dapat didarati pesawat yang lebih besar seperti Boeing 737. Untuk pengembangan tahap pertama, ditargetkan selesai pada akhir tahun 2022 dengan panjang runway 1600 meter. (hj)