* Masyarakat Apresiasi Program Padat Karya Penanaman Mangrove
KARIMUN (U&A.com) – Sebanyak 5 Kelompok Tani (KT) yang berada di pesisir pantai di Pulau Karimun menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih terhadap pelaksanaan program padat karya penanaman mangrove seluas 113 hektare di Kabupaten Karimun.
“Terimakasih kami ucapkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Sei jang Duriangkang yang telah melaksanakan program/kegiatan ini,” ucap Denny Hariadi, Ketua Kelompok Tani (KT) Pesisir Pulau Terluar Desa Pelambung Kecamatan Tebing kepada U&A.com ditemui di Ocean Corner Coastal Area Karimun, Jumat (20/11/2020).
Ia menyampaikan, kegiatan ini sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan penghasilan ditengah pandemi Covid 19, dimana masyarakat mendapat upah sebesar Rp. 140 ribu untuk 1 hari orang kerja (HOK)
“Alhamdulilah program ini sedikit banyaknya telah meringankan beban ekonomi kami masyarakat pesisir ditengah kesulitan hidup akibad pandemi Covid-19 ini. Allhamdulilah kegiatan yang dimulai pada bulan Oktober dan berakhit di bulan November ini telah berjalan lancar sesuai rencana,” ujar Denny Hariadi.
Denny bersama 5 kelompok tani lainnya sangat berharap program Program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang bertujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN) sekaligus untuk melestarikan ekosistem lingkungan terus berlanjut tahun 2021.
“Besar harapan kami masyarakat pesisir program ini terus dilanjutkan dan kami masyarakat tentunya sangat terbantu dan kami pun tentunya mendapatkan penghasilan untuk keluarga kami,” ucap Denny Hariadi.
“Program padat karya penanaman mangrove ini kami terima pada Oktober lalu, dan saat ini kami telah menyelesaikan proses akhir penanaman,” kata Anggota Kelompok Tani (KT) Mukalimus , Sofyan kepada U&A.com.
Dia mengakui program padat karya penanaman mangrove ini, telah membantu meringankan beban masyarakat pesisir akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
“Setidaknya 38 warga disini mendapatkan penghasilan karena terlibat dalam program padat karya ini,” katanya.
Menurutnya dana Padat karya penanaman mangrove ini langsung masuk ke rekening masing-masing anggota kelompok untuk upah kerja dan pembelian bahan yang dibutuhkan, seperti untuk penyediaan bibit, bambu ajir dan pelindung tanaman.
“Kami berharap Program padat karya penanaman mangrove ini akan terus berlanjut tahun depan,” pungkasnya.
Sementara penanggungjawab kegiatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Program Padat Karya Penanaman Mangrove dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Sei jang Duriangkang, Aswan Basri, S.Pi mengungkapkan program ini bertujuan untuk menggerakan ekonomi masyarakat pesisir di masa pandemi Covid-19 sekaligus memulihkan lingkungan.
Adapun luas luas pelaksaan padat karya penanaman mangrove di Kabupaten Karimun mencapai 113 Ha. Lokasi kegiatan tersebat di 5 titik yakni pesisir pulau terluar (39 Ha jumlah bibit 128.700 ), Mukalimus (14 Ha jumlah 46.200 bibit), Layang Bersatu ( 13 Ha 42.900 bibit), Keramat Layang (33 Ha 108.900 bibit) dan Mata Air (14 Ha 46.200 bibit).
“Kegiatan ini melibatkan 5 kelompok masyarakat dilahan seluas 113 hektar yang tersebar dilima titik di Kabupaten Karimun,” kata Aswan Basri.
Adapun sebanyak 5 Kelompok tani (KT) yang mendapatkan program padat karya penanaman mangrove itu adalah KT Tani Pesisir Pulau Terluar Desa Pelambung dengan lahan seluas 39 hektar dengan jumlah kelompok 99 orang dan 4 orang pendamping.
KT Mukalimus dengan lahan seluas 14 hektar dengan jumlah kelompok 36 orang dan 4 orang pendamping, KT Layang Bersatu dengan lahan seluas 13 hektar dengan jumlah kelompok 35 orang dan 1 orang pendamping.
KT Keramat Layang Bersatu (Kobel) dengan lahan seluas 33 hektar dengan jumlah kelompok 100 orang dan 3 orang pendamping dan KT Mata Air dengan lahan seluas 14 hektar dengan jumlah kelompok 72 orang dan 2 orang pendamping.
Proses kegiatan yang diiringi dengan pemulihan lingkungan ini, ujar Aswan Basri, pihaknya juga melakukan pembinaan, dan pendampingan terhadap masyarakat melalui diklat jarak jauh. “Kami harapkan program padat karya penanaman mangrove ini akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat ditengah pandemi Covid-19,” tutupnya. (hj)