KARIMUN (U&A.com) – Fenomena bunuh diri di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengkhawatirkan. Pasalnya dalam kurun waktu di bulan Januari 2024 terjadi 3 kasus bunuh diri.
“Ini angka yang sangat memprihatinkan dan menjadi perhatian kita bersama dan perlu mengambil beberapa langkah antisipasi,” kata Kapolres Karimun AKBP Fadli Agus, S.I.K., M.H. di Mapolres Karimun , Kamis (1/2/2024).
Fadli Agus menyampaikan, pihaknya langsung memerintahkan jajarannya untuk melaksanakan koordinasi dengan para tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk melaksanakan himbauan ke masyarakat dalam rangka upaya pencegahan kejadian bunuh diri.
“Disamping itu juga, Satbinmas Polres Karimun langsung melaksanakan pertemuan dengan Kepala Kantor Kemenag dan penyelenggara Kristen Kemenag Karimun dan alhamdulilah direspon positif dan telah diambil langkah antisipatif,” terang Fadli Agus.
Bunuh diri dan percobaan bunuh diri imbuhnya dilatari banyak hal. Masalah kesehatan mental hingga gangguan jiwa salah satu yang bisa meningkatkan keinginan seseorang untuk mengakhiri hidup.
Namun, keputusasaan dengan beragam alasan juga bisa memicunya, seperti sakit kronis yang tidak kunjung sembuh, persoalan ekonomi, lingkungan maupun persoalan rumah tangga seperti ditinggal suami atau istri.
Memberi lingkungan yang nyaman bagi penderita menurutnya bisa mencegah terjadi bunuh diri. Lingkungan keluarga memiliki peran yang besar. Penerimaan orang dalam keluarga menumbuhkan spiritual yang baik pada penderita.
“Keluarga harus dipahamkan bahwa ini berisiko tinggi kembali terulang. Keluarga harus mendampingi pengobatan dan konsultasi karena penderita tidak bisa menolong diri sendiri,” pungkas Fadli Agus.
Jamzuri Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Karimun menyampaikan bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.
“Kami dari Kemenag juga telah menyampaikan himbauan ke mesjid-mesjid dan para khatib shalat Jumat selama 2 Jumat terhitung mulai tanggal 2-9 Februari untuk menyampaikan khutbah dengan tema ‘bunuh diri’,” ujar Jamzuri.
Dari catatan redaksi U&A.com, selama bulan Januari 2024, telah terjadi 3 kasus bunuh diri di Kabupaten Karimun.
Kasus pertama atas nama Dardirwan (43) warga Kampung Harapan RT 001 RW 001 Kelurahan Harjosari, Kecamatan Tebing tersebut ditemukan tewas tergantung di tangga darurat lantai RSUD M Sani pada, Sabtu 20 Januari 2024 .
Korban diketahui bertugas sebagai teknisi listrik di rumah sakit tersebut. Korban rutin berobat ke dokter spesialis kejiwaan. 5-6 tahun lalu korban mengeluhkan kesehatannya dan sulit tidur.
Kasus kedua atas nama BR (24), warga Telaga Tujuh RT 005 RW 003 Kelurahan Sungai Lakam Barat, Kecamatan Karimun yang ditemukan gantung diri pada, Senin 29 Januari 2024 di sebuah gubuk di Jalan Poros Tanjung Balai Karimun.
Dan ketiga atas nama Yanto (32), yang ditemukan tewas gantung diri pada, Rabu 31 Januari 2024 di Perumahan Telaga Mas RT 02 RW 02 Kelurahan Sungai Lakam Barat, Kecamatan Karimun. (hj)