NATUNA (U&A.com) – Bea Cukai Kepulauan Riau mendorong didirikannya Pusat Logistik Berikat (PLB) Apung di Natuna. Hal ini dilakukan untuk menggenjot ekspor komoditas perikanan yang memiliki potensi besar di Kepulauan Riau.
“Kita mendorong agar nantinya akan ada PLB Apung di Natuna,sehingga supply bahan baku seperti es, BBM, serta kebutuhan logistik dapat terjaga sehingga hal tersebut dapat mendukung operasi perikanan agar lebih optimal,” ungkap Pudji Seswanto, Kepala Seksi Pabean dan Cukai Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau, dalam rilis yang dikirim ke redaksi U&A.com, Sabtu (21/11).
Seperti yang diketahui Bea Cukai Kepri telah membentuk Tim Task Force Percepatan PEN yang didedikasikan untuk terus melakukan upaya mempermudah dan memfasilitasi para pelaku usaha untuk melakukan ekspor.
“Kita akan mendorong dan memberikan dukungan penuh kepada pelaku usaha ekspor terkait prosedur ekspor, pengurangan biaya produksi dan logistik (supply chainbahan baku, pertumbuhan tenaga kerja, dan efesiensi cost logistic), pengembangan produk (diversifikasi produk), dan pemanfaatan fasilitas kepabeanan sehingga ekspor komoditas perikanan yang kita dimiliki dapat lebih memiliki daya saing di pasar internasional,” pungkas Pudji.
Senada, Muhammad Syahirul Alim, Kepala KPPBC TMP B Tanjung Pinang menyebutkan bahwa komoditas perikanan merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi ekspor terbesar.
“Komoditas perikanan yang ada di Natuna begitu melimpah, hal ini semestinya harus kita syukuri dan berupaya keras untuk dapat memberi nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomidi Kepulauan Riau,” kata Alim dalam rilis yang dikirim ke redaksi U&A.com, Sabtu (21/11).
Ia menambahkan di masa pandemi ini ada sedikit penurunan ekspor.
“Dalam dua bulan terakhir ini ada penurunan ekspor ikan,namun penurunan ini semestinya kita lawan dengan terus meningkatkan produksi perikanan tangkap yang berorientasi eksporse bagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),”ungkap Alim.
Pemkab Natuna menyatakan bahwa produk perikanan wilayah Natuna dapat ditingkatkan dengan sinergi yang lebih antara setiap pemangku kepentingan. Di samping itu perlunya aset atau alat produksi yang lebih baik daripada kebanyakan yang dimiliki nelayan tradisional pada saat ini, yaitu kapal dengan ukuran 5GT.
Ditambah lagi, perlunya sosialisasi kepada masyarakat terkait keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat dengan berusahaataumenjadi anak buah di kapal yang lebih besar. (hj/rls)